GMT Dokumentasi

Gerakan Mahasiswa Togean, Satu Ikatan, Satu Tujuan, dan Satu Harapan.

GMT Dokumentasi

Gerakan Mahasiswa Togean, Kongres pertama yang dilaksanakan pada tanggal 25 November 2012.

GMT Dokumentasi

Gerakan Mahasiswa Togean, Kongres pertama yang dilaksanakan pada tanggal 25 November 2012.

GMT Dokumentasi

Gerakan Mahasiswa Togean, Kongres pertama yang dilaksanakan pada tanggal 25 November 2012.

GMT Dokumentasi

Gerakan Mahasiswa Togean, Kongres pertama yang dilaksanakan pada tanggal 25 November 2012.

Rabu, 17 Oktober 2012

Proposal Persiapan Kongres

Kamis, 18 Oktober 2012 sedang dalam proses pembuatan proposal untuk melaksanakan Kongres Mahasiswa Togean,,,,

Logo Gerakan Mahasiswa Togean


Kacamata Togean


Kacamata Togean (Zosterops somadikartai) adalah nama sejenis burung anggota suku Zosteropidae. Burung ini bersifat endemik di beberapa pulau bagian dari Kepulauan Togean, Sulawesi. Peneliti dari Universitas Indonesia, Mochamad Indrawan dan Sunarto pertama melihatnya di alam pada tahun 1997, dan secara resmi burung ini diperikan pada tahun 2008. Nama jenis diambil dari nama Profesor Soekarja Somadikarta, seorang pakar burung Indonesia terkemuka saat ini. Berbeda dari anggota Zosterops lainnya, jenis ini tidak memiliki lingkaran putih di seputar mata.
Kawasan Sulawesi diyakini memiliki setidaknya 9–10 spesies burung kacamata termasuk dari pulau-pulau yang terisolir. Isolasi ini telah mengakibatkan terbentuknya variasi baik dalam morfologi maupun dalam perbedaan suara dan nyanyian.
Zosterops somadikartai sangat mirip tampilannya dengan burung kacamata dahi-hitam (Zosterops atrifrons) namun tanpa ‘kacamata’ (lingkaran) putih di sekeliling matanya. Meski tipis, lingkaran-mata putih Z. atrifrons nampak jelas sekalipun pada burung yang muda. Burung kacamata Togean memiliki ‘topi’ hitam yang tak seberapa besar, warna kuning di tenggorokan yang lebih nyata, pangkal paruh yang jelas berwarna pucat, dan selaput pelangi mata (iris) yang berwarna kemerahan (coklat pada Z. atrifrons). Kacamata Togean juga berbeda dengan Zosterops surdus dari Sulawesi tengah sebelah barat, terutama pada warna zaitun di punggungnya yang lebih pucat dan lebih terang, dan pada warna kuning di tenggorokan yang lebih nyata. Selanjutnya jenis ini berbeda denganZosterops subatrifrons dari Pulau Peleng dan Banggai pada tiadanya lingkaran-mata putih di seputar matanya, dada yang lebih abu-abu, dan topi hitam yang kurang lebar. Burung kacamata Makasar (Zosterops anomalus) dari Sulawesi selatan juga tak memiliki lingkaran-mata putih, namun ia memiliki bintik-bintik putih kecil di seputar matanya. Dalam pada itu diketahui pula adanya perbedaan pada pola dan tinggi nada nyanyian Z. somadikartai dibandingkan dengan spesies-spesies Zosterops yang lainnya yang ada di wilayah berdekatan.

Holotipe jenis ini dikoleksi dari Pulau Malenge, pada ketinggian sekitar 50 m di atas muka laut. Kacamata Togean teramati keberadaannya di pulau-pulau Malenge, Binuang, Talatakoh dan dua lokasi di P. Batudaka; semuanya tak jauh dari pantai. Habitatnya meliputi hutan bakau hingga ke vegetasi sekunder dan kebun-kebun kelapa, cengkeh, kakao, dan durian. Burung ini nampak senang berkelompok, bergerak dalam gerombolan berdua atau bertiga.
Burung ini tidak didapati di Pulau Togean dan Walea. Pelbagai sigi yang dilakukan memberikan gambaran bahwa keseluruhan populasi burung ini ditemui pada wilayah dengan luas kurang dari 5000km2, dan dengan demikian tergolong ke dalam kriteria status “Terancam Kepunahan
Sumber : informasi-budidaya.blogspot.com

Kepulauan Togean Of Beauty


Kepulauan Togean di Sulawesi Tengah siap menyihir Anda dengan gugusan pulaunya yang cantik, dan danau berisi ribuan ubur-ubur. Dijamin tak kalah cantik dengan Raja Ampat dan Derawan.
Memang tidak ada habisnya membicarakan keindahan alam di Indonesia. Selain Raja Ampat di Papua Barat, ada satu lagi kepulauan yang siap memanjakan mata Anda dengan keindahan alamnya, yaitu Kepulauan Togean.
Togean adalah sebuah kepulauan yang terletak di wilayah Kabupaten Tojo Una-una, Sulawesi Tengah. Kepulauan ini memiliki gugusan kepulauan cantik dan dipenuhi oleh rimbunan pohon, mirip seperti yang ada di Raja Ampat.
Setiap pulau yang ada di Togean memang masih asri dan dipenuhi pepohonan. Ini membuat udara di sekitar cukup sejuk. Selain udara yang sejuk dan rerimbunan pohon, andalan kepulauan ini adalah taman bawah lautnya.
Taman bawah laut Kepulauan Togean sangat indah, saking indahnya bisa dibilang Togean adalah surga bagi para penyelam. Tak heran jika diving adalah salah satu kegiatan yang wajib dilakukan bila berkunjung ke kepulauan ini. Ombaknya yang tidak begitu besar membuat kepulauan ini semakin asyik untuk dikunjungi.
Saat menyelam, Anda akan disuguhkan dengan keindahan terumbuh karang yang masih terawat. Tidak hanya itu, aneka ikan berbagai warna juga siap menemani penyelaman Anda.
Jika Anda tidak bisa berenang, tidak perlu kuatir. Masih banyak aktivitas lain yang bisa dilakukan, seperti memancing dan menjelajah hutan yang ada di dalam hutan Pulau Malenge, salah satu pulau di Kepulauan Togean.
Ingin tahu apa yang membuat Togean semakin menarik? Danau Ubur-ubur tak menyengat alias stingless jellyfish! Ya, siapa bilang danau dengan ubur-ubur tak menyengat hanya ada di Kepulauan Derawan?
Sayangnya, lokasi ini cukup tertutup dan sedikit dirahasiakan. Letaknya tidak terlalu jauh dari Pulau Kadidiri, dan hanya diketahui oleh pemandu wisata setempat.
Jadi, jika ingin mengunjungi tempat tersebut, Anda harus diantar oleh warga atau pemandu setempat. Ini semua ditujukan untuk menjaga kelestarian ekosistem ubur-ubur tersebut.
Ya, Togean memang kombinasi yang sempurna antara Raja Ampat dan Derawan. Taman Laut Togean dapat ditempuh dengan menggunakan pesawat terbang ke Manado, lalu dilanjutkan dengan menggunakan kapal motor menuju Pulau Bunaken selama 40 menit.