Rabu, 06 Februari 2013

Jeritan Hati Sang Kota Tua (TOGEAN)

Refleksi Kenyataan sosial Budaya Masyarakat Togean

Berawal dari makin terkenalnya kepulaan Togean keseluruh penjuru dunia, dikarenakan kemilau keindahannya dan segala yang memukau serta keanggunan pesona keindahan alam dan segala potensi disekitarnya membuat kepulauan togean bukan saja menjadi pembicaraan dari mulut kemulut tetapi menyebar dan melangit serta menjalar melesit kedunia maya. Inilah yang  membuat kepulaun togean bukan lagi diminati tetapi makin hari makin dibanjir arus para pelancong dari segala penjuru. Di tengah-tangah kepulauan togean  yang asyik dinikmati sebagai suatu komoditi kepentingan orang –orang yang secara tidak berperasaan meraih keuntungan menjual habis kecantikan dan kemolekkan kepulauan togean, membuat togean menjadi sosok tubuh yang tak  bernama. Artinya kata Togean yang membentuk kepulauan togean kehilangan  makna hakiki  yang sebenarnya. Menyimak permasalahan yang dikemukakan diatas kami komunitas putra peduli togean mengugat dari dalam hati nurani dan tangisan pahlawan kami untuk kembali  bangkit mengigit gerahang,mengepalkan kedua tangan mengangkat pena melukiskan kembali tentang keberadaan togean  dan orang-orang togean.
Berbicara tentang kepulauan Togean tidak boleh kita lupakan historis yang membentuk  beberapa sebaran pulau-pulau menjadi satu kesatuan yang utuh. Ini adalah bukti  kongkrit idealis pendahulu yang memiliki  pandangan prospektif  tentang sebuah daerah yang  memiliki masa depan yang bukan saja menjanjikan tetapi sudah dapat di pastikan akan menjadi  permata yang berkilau ditengah-tengah permadani  laut teluk Tomini. Selang beberapa abad lamanya kayakinan itu menjadi kepastian diera ini.
Sejenak kita menerawang masa lampau, kurang lebih sekitar empat abad silam nenek moyang orang togean melihat keharmonisan masyarakat yang mendiami sepanjang pantai pulau-pulau dikepulauan togean sebagai suatu kekuatan mata rantai yang mempersatukan antar satu pulau dengan pulau lainnya menjadi suatu negara yang utuh. Di ilhami semangat satu keturunan dengan ikatan kekeluargaan dan persaudaraan para pendiri negara TO GO EANG melakukan musyawara besar diatas paan Ntana Togo Eang dengan dilandasi wawasan yang luas melalui tropong pandangan  dari atas ketingian gunung Togo Eang melihat kesatuan wilayah yang terhampar diatas birunya laut teluk tomini,maka dipandang perlu adanya satu kekuatan hukum yang akan melindungi segenap tanah laut dan rakyat Togo Eang. Maka dihasilkan satu kesepakatan final tentang berdirinya satu negara yang bernana Lebokin Ntana Togo Eang.
Sebagai sebuah negara yang berdaulat memiliki susunan pemerintahan,dasar hukum dan undang-undang  serta sistim pertahanan yang kuat. sebuah negara bahari yang mampu membuka diri bersahabat dan membangun kerja sama dengan dunia disekitarnya, sebuah negara kecil ini mampu menjadi negara tangguh dan disegani hal ini dikarenakan kesediaan masyarakat Togo Eang menerima setiap pencari suaka untuk menjadi bagian warga negara dan berperan aktif bahu-membahu mempertahankan membangun negaranya secara bersama-sama. Seiring dengan perkembangan dan berjalannya waktu masyarakat  Togo Eang tidak lagi menjadi negara hegemoni tatapi telah menjadi negara yang hetergen.
Negara kerajaan yang terapung ditengah laut teluk tomini ternyata mampu mengembangkan diri dengan membangun sistim pertahanan dan ekonomi tanggu. Ekspansi pelayaran perdaganagan antar kepulauan meluas sampai keluar nusantara pun dilakukan . dari segi pertahanan keamanan  Togo Eang mampu membantu kerajaan tetanganya  dari serangan musuh. Inilah sebagian dari puing-puing togo eang yang bisa kami ceritakan.
Lantas sekarang dimana hanyut dan tengelamnya togean yang sesunggunya,bukan dihempas gelombang dan diterjang badai ganas akan tetapi telah digilas saman dan sistim yang tertata rapi, penjajah memang datang untuk merusak tatanan kehidupan pribumi dan itu kebiadaban kaum inperlealis yang telah sukses mengotak atik dan mencerai beraikan peradaban sejati. Yang menyedikan hati kami ulah anak bangsa yang terhegemoni pola pikir dan tindak tanduk kaum biadab  sadar atau tidak sadar ikut merusak bukan hanya sistim tetapi urat saraf anak negari ini. Berangsur-ansur pelan dan pasti kesaliman itu terus berlangsung.
Puluhan tahun lamanya masyarakat togean merasakan penderitaan dalam lingkaran lilitan rantai belengu dalam hampir semua lini kehidupan. Kini saatnya kita bangkit dari ketertindasan yang selama ini mengerogoti kita, wahai putra-putri togean apakah kalian masih punya hati dan perasaan membiarkan penindasan dan ketidak adilan selalu kita alami, tentu kita semua tidak ingin melihat itu semua. Pilihan perubahan itu ada ditangan kita apakah kita sudah cukup puas dengan yang kita rasakan saat ini. Pada saat daerah disekitar kita pembangunan cukup berkembang sedangkan kita hanya bisa menonton itu semua dan diam pasra menunggu sisa anggaran yang dikucurkan untuk pembangunan daerah sudah lama usang dan dilupakan apakah mereka sadar melakukannya atau tidak melupakan sejarah yang sengaja dihilangkan tentu  kita tidak bisa hanya berteriak akan tetapi revolusi atau matii menjadi penyemangat demi kesetaraan dan keadilan buat kita dan anak cucu kita kedepan.
Sumber : Ditulis Oleh Muhammad Fajrin S.Sos

0 komentar:

Posting Komentar