GMT Dokumentasi

Gerakan Mahasiswa Togean, Satu Ikatan, Satu Tujuan, dan Satu Harapan.

GMT Dokumentasi

Gerakan Mahasiswa Togean, Kongres pertama yang dilaksanakan pada tanggal 25 November 2012.

GMT Dokumentasi

Gerakan Mahasiswa Togean, Kongres pertama yang dilaksanakan pada tanggal 25 November 2012.

GMT Dokumentasi

Gerakan Mahasiswa Togean, Kongres pertama yang dilaksanakan pada tanggal 25 November 2012.

GMT Dokumentasi

Gerakan Mahasiswa Togean, Kongres pertama yang dilaksanakan pada tanggal 25 November 2012.

Sabtu, 05 Oktober 2013

GBHO GMT Rumusan Pertama

Berikut adalah Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) Gerakan Mahasiswa Togean yang berhasil dirumuskan pada tanggal 25 November 2012.

Kamis, 03 Oktober 2013

KEADAAN DUNIA SEKARANG (Kontradiksi-kontradiksi Dasar di Dunia Dewasa Ini)

Dalam Tavip ditegaskan bahwa “Asia Tenggara adalah pusat telengnya kontradiksi-kontradiksi dunia (halaman 31). Jadi Tavip menyebut tentang adanya kontradiksi-kontradiksi dunia. Memang kita tidak bisa memahami perkembangan masyarakat dunia, apalagi membangun dunia kembali, jika kita tidak memahami kontradiksi-kontradiksi dunia, sebagaimana halnya kita tidak bisa memahami hal-ihwal atau materi apabila kita tidak memahami kontradiksi-kontradiksi yang selamanya ada dalam setiap hal-ihawal atau materi itu.
Misalnya, untuk mengetahui keadaan Indonesia sekarang, kita mesti mengetahui tentang kontradiksi-kontradiksi yang ada di Indonesia sekarang seperti kontradiksi antara nasion Indonesia dengan imperialisme, kontradiksi antara kaum tani dengan feodalisme, kontradiksi antara buruh dengan kapital, dan sebagainya. Dalam diri kita sendiri pun terdapat kontradiksi-kontradiksi dan setiap hari kita menyelesaikan kontradiksi-kontradiksi tersebut, misalnya kontradiksi antara pikiran kolot dengan pikiran progresif, kontradiksi antara malas dengan aktif, kontradiksi antara baik dengan jelek. Dan kalau kita terus berusaha setiap hari menyelesaikan kontradiksi-kontradiksi dalam diri kita dengan memenangkan segi-segi yang positif dan mengalahkan segi-segi yang negatif, maka kita akan terus maju menjadi seorang revolusioner yang baik. Sesungguhnya tugas kaum revolusioner tidaklah lain daripada menyelesaikan kontradiksi-kontradiksi baik dalam masyarakat maupun dalam pikiran.
Jadi, apakah kontradiksi-kontradiksi di dunia dewasa ini? Ada banyak kontradiksi di dunia. Tetapi dari yang banyak itu ada 4kontradiksi dasar. Dengan kontradiksi dasar dimaksudkan, kontradiksi-kontradiksi yang memberi ciri kepada dunia kita dewasa ini. Kontradiksi-kontradiksi lain yang terdapat di dunia kita sekarang, misalnya kontradiksi antara negara-negara NEFO, termasuk antara negara-negara Sosialis, adalah kontradiksi-kontradiksi tidak dasar, adalah bukan kontradiksi-kontradiksi yang memberi ciri pada dunia kita sekarang.
Empat kontradiksi dasar itu ialah:
1.     Kontradiksi antara Sosialisme dengan imperialisme (kapitalisme monopoli).
2.     Kontradiksi antara proletariat dengan borjuasi di negeri-negeri kapitalis.
3.     Kontradiksi antara nasion-nasion tertindas dengan imperialis.
4.     Kontradiksi antara imperialis dengan imperialis.
Dua kontradiksi yang terdahulu, yaitu kontradiksi antara Sosialisme dengan imperialisme dan antara proletariat dengan borjuasi (kaum kapitalis) di negeri-negeri kapitalis, adalah kontradiksi-kontradiksi yang penyelesaiannya bertujuan menciptakan masyarakat sosialis di dunia. Sedang penyelesaian kontradiksi nomor 3, yaitu kontradiksi antara nasion-nasion tertindas dengan imperialis, bertujuan melahirkan negara-negara merdeka seperti yang terdapat di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Bila kontradiksi ini diselesaikan dengan konsekuen, maka perspektifnya ialah masyarakat Sosialis pula, tetapi bila setengah-setengah (tidak konsekuen) maka hanya akan melahirkan negara-negara semacam “Malaysia” atau negara-negara yang menempuh jalan kapitalisme dan tidak dapat melepaskan ketergantungannya pada imperialisme.
Kontradiksi antara Sosialisme dengan imperialisme, antara proletariat dengan borjuasi di negeri-negeri kapitalis, dan antara nasion-nasion tertindas dengan imperialisme menampakkan diri dalam perjuangan raksasa untuk menggulingkan kekuasaan imperialis dan sistem kapitalis di muka bumi ini. Perjuangan-perjuangan ini merupakan konfrontasi antara NEFO dan OLDEFO.
Kontradiksi antara kaum imperialis tidak akan dapat diselesaikan oleh kaum imperialis sendiri. Kontradiksi ini baru dapat diselesaikan jika kaum buruh dan semua Rakyat pekerja di semua negeri imperialis bangkit dan berhasil menggulingkan kekuasaan imperialis. Sudah dua kali perang dunia dicetuskan oleh kaum imperialis, tetapi kontradiksi di kalangan mereka hingga kini masih ada dan akan tetap tak terselesaikan oleh mereka sendiri.
Antara keempat-empat kontradiksi terdapat saling-hubungan dan saling-pengaruh. Maka itu, untuk mengubah ciri dunia dewasa iniatau untuk membangun dunia kembali, kita harus berjuang dengan gigih dan memecahkan keempat kontradiksi dasar tersebut.
Tetapi, kita tidak cukup hanya mengenal keempat kontradiksi-dasar. Kita tidak hanya harus pandai membedakan kontradiksi dasar dari kontradiksi-kontradiksi lainnya yang tidak dasar (misalnya kontradiksi antara negara-negara NEFO, termasuk antara negara-negara Sosialis, dan lain-lain), tetapi kita harus juga pandai memilih dari kontradiksi dasar ini, mana yang merupakankontradiksi pokok, yaitu kunci dari kontradiksi-kontradiksi dasar tersebut. Atau dapat juga dikatakan bahwa kontradiksi pokok adalah kontradiksi yang menentukan keadaan dan perkembangan kontradiksi-kontradiksi lainnya.
Dari pergolakan perjuangan revolusioner di seluruh dunia dewasa ini, dapat kita ketahui bahwa dari 4 kontradiksi dasar tersebut, ada 2 kontradiksi pokok, yaitu:
1.     Kontradiksi antara Sosialisme dengan imperialisme, dan
2.     Kontradiksi antara nasion-nasion tertindas dengan imperialisme.
Dewasa ini dalam skala dunia, kedua kontradiksi-pokok itu merupakan 2 arus perkasa melawan imperialisme, yang bersatu menjadi satu arus besar Revolusi Dunia.
Adalah wajar bahwa kontradiksi antara Sosialisme dengan imperialisme merupakan kontradiksi pokok karena imperialisme yang dikepalai oleh Amerika Serikat tetap bertujuan untuk menghancurkan Sosialisme. AS tidak bisa merajai dunia selama ada negeri Sosialis seperti Uni Soviet dan RRC yang mempunyai senjata nuklir. Jadi, walaupun ada sementara orang mau mengaburkan kontradiksi itu, namun tetap kontradiksi antara Sosialisme dengan imperialisme adalah kontradiksi pokok.
Kontradiksi pokok yang lain adalah kontradiksi antara nasion-nasion tertindas dengan imperialisme. Kontradiksi ini terang dan jelas terdapat di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Di daerah AAA, dewasa ini terdapat situasi revolusioner yang terus menanjak dan mematang sebagaimana dibuktikan oleh tingkat perjuangan Rakyat revolusioner yang menggelora dengan hebatnya di daerah ini. Mata rantai imperialisme yang paling lemah terdapat di Benua AAA. Oleh karena itu, di tempat di mana imperialisme lemah ini harus menjadi titik berat perjuangan mengganyang imperialisme. Bahkan, dewasa ini bentuk konfrontasi yang tertinggi, yaitu perjuangan bersenjata, terdapat di negeri-negeri AAA. Hal ini tidak hanya dibuktikan oleh perjuangan bersenjata Rakyat Vietnam Selatan, ataupun oleh Rakyat Konggo dan Venezuela, tetapi juga oleh perjuangan Rakyat Indonesia sendiri, misalnya perjuangan untuk membebaskan Irian Barat di masa lalu dan sekarang perjuangan mengganyang “Malaysia” dengan melatih barisan-barisan sukarelawan. Rakyat Indonesia belum melepaskan senjata dari tangannya, malahan masih memegangnya dengan kuat-kuat.
Perjuangan Rakyat AAA sekarang ini benar-benar telah menggoncangkan dan mengobrak-abrik imperialisme yang dikepalai oleh imperialisme AS. Oleh karena itu, kontradiksi antara nasion-nasion tertindas dengan imperialisme, bukan hanya merupakan kontradiksi pokok di dunia sekarang, tetapi adalah kontradiksi terpokok, yang memimpin dan menentukan keadaan dan perkembangan dunia dewasa ini. Jadi, Asia, Afrika, dan Amerika Latin adalah daerah kontradiksi terpokok dunia. Inilah dasar teorinya dari apa yang sering kita nyatakan bahwa Asia, Afrika, dan Amerika Latin adalah daerah poros NEFO.
Karena itu adalah kewajiban kaum revolusioner di seluruh dunia sekarang untuk menyokong perjuangan Rakyat AAA untuk memenangkan revolusi-revolusi di negeri-negeri lain dan revolusi dunia.
Dengan menyatakan bahwa kontradiksi yang terpokok dewasa ini adalah kontradiksi antara nasion-nasion tertindas dengan imperialisme, saya tidak menyangkal kemungkinan terjadinya mutasi-mutasi. Karena memang baik kontradiksi dasar maupun kontradiksi pokok, demikian pula kontradiksi yang terpokok itu bisa satu sama lain berganti-ganti, mengalami mutasi-mutasi. Misalnya bila terjadi perang di antara negeri-negeri imperialis seperti halnya perang dunia ke-I dan ke-II, maka berarti pada ketika itu kontradiksi antara imperialisme dengan imperialisme adalah yang terpokok. Demikian pula kontradiksi antara Sosialisme dengan imperialisme bisa memuncak hingga menimbulkan peperangan, dan jika itu terjadi maka kontradiksi yang terpokok adalah antara Sosialisme dan imperialisme.
Dalam hubungan dengan perbedaan-perbedaan pendapat yang dewasa ini terdapat di kalangan Gerakan Komunis Internasional, dapat saja diterangkan bahwa salah satu masalah yang dipersoalkan dalam Gerakan Komunis Internasional adalah dalam menetapkan yang manakah kontradiksi terpokok di dunia dewasa ini. PKI dan Partai-Partai Komunis di Asia pada umumnya berpendirian bahwa kontradiksi antara nasion-nasion tertindas dengan imperialisme itulah yang merupakan kontradiksi terpokok. Partai-Partai Komunis di luar Asia juga ada yang sependapat dengan Partai-Partai Komunis di Asia.
Tetapi sebagian lagi dari Partai-Partai Komunis berpendapat bahwa kontradiksi yang terpokok adalah antara Sosialisme dengan imperialisme. Dengan demikian semua kontradiksi lainnya harus disubordinasikan kepada kepentingan penyelesaian kontradiksi ini. Karena penyelesaian kontradiksi ini diusahakan terutama lewat kompetisi di bidang ekonomi, maka, demi lancarnya pembangunan ekonomi di negeri-negeri Sosialis, di atas segala-galanya perdamaian harus dipertahankan, di atas segala-galanya harus “koeksistensi secara damai”. Kalau kita dalami lebih jauh analisis demikian itu, maka ini berarti bahwa nasion-nasion tertindas harus membatasi diri dalam mengganyang imperialisme dan kolonialisme, perjuangan Rakyat-Rakyat melawan imperialisme dan kolonialisme harus tunduk kepada kepentingan pembangunan Sosialisme di beberapa negeri Sosialis, tunduk kepada politik “kompetisi di bidang ekonomi” dan politik “koeksistensi secara damai”.
Ada lagi Partai Komunis yang berpendapat bahwa kontradiksi terpokok adalah antara proletariat dengan borjuasi di negeri-negeri kapitalis, karena katanya, proletariat di negeri-negeri kapitalislah yang langsung memukul imperialisme. Tetapi kenyataannya tidak demikian. Misalnya saja, perkembangan kapitalis monopoli di Jerman Barat jauh lebih menonjol jika dibandingkan dengan perkembangan gerakan buruh di negeri itu. Gerakan buruh di Italia dan Perancis memang penting artinya, tetapi belum memberikan pukulan yang mematikan kepada imperialisme. Gerakan buruh di negeri-negeri Eropa Barat dan di Amerika Utara pada umumnya sedang dihinggapi penyakit-penyakit reformisme dan revisionisme. Gerakan demikian itu tidak merupakan gerakan revolusioner yang tujuan pokoknya menjebol imperialisme dan membangun Sosialisme. Kita akan sangat berterima kasih kepada kaum buruh di negeri-negeri kapitalis, seandainya benar-benar pukulan-pukulan yang mereka berikan sampai bisa menggoyangkan pilar-pilar imperialisme di negerinya, karena bila demikan pasti akan sangat mempermudah perjuangan kita di AAA. Tapi sekarang kenyataannya tidak demikian.
Pilar-pilar imperialisme sedang digoyangkan oleh Rakyat-Rakyat AAA. Nanti akan datang masanya kaum buruh di negeri-negeri kapitalis menumbangkan pilar-pilar itu. Oleh karena itu, kaum buruh di negeri-negeri kapitalis harus solider dengan perjuangan Rakyat AAA dalam menggoyangkan pilar-pilar yang nanti akan ditumbangkannya itu.
Jadi, kenyataannya sekarang ialah bahwa kontradiksi atau konfrontasi yang terhebat terdapat di daerah AAA, yaitu kontradiksi antara nasion-nasion tertindas melawan imperialisme. Pukulan-pukulan terhebat terhadap alamat imperialisme dilancarkan oleh Rakyat-Rakyat AAA. Jadi, kalau saya mengatakan kontradiksi terpokok itu ialah antara nasion-nasion tertindas dengan imperialisme, ini bukanlah karena pertimbangan-pertimbangan yang mengandung unsur rasialisme atau regionalisme, tetapi karena memang demikianlah kenyataannya. Juga tidak berarti bahwa kita mengisolasi diri. Dan akan keliru sekali bila kita tidak memperhitungkan kontradiksi-kontradiksi lainnya, karena semua kontradiksi itu saling pengaruh mempengaruhi satu sama lain, saling-hubungan satu sama lain sesuai dengan hukum dialektika. Hal ini dapat dilihat dengan terang, misalnya ketika kontradiksi di kalangan imperialis memuncak hingga pecah Perang Dunia I, maka imperialisme secara keseluruhan menjadi lemah. Keadaan ini mendorong maju perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa di Asia umumnya, sedangkan proletariat di Rusia berhasil menggulingkan pemerintah Tsar dan kemudian menggulingkan pemerintah borjuis serta melahirkan negara Sosialis pertama di dunia. Oleh karenanya, kita sangat mementingkan solidaritas NEFO.

Oleh : Ubaid Canu

Selasa, 01 Oktober 2013

AD/ART GMT Rumusan Pertama

Setiap Organisasi tentunya memiliki Anggaran Dasar dan juga Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), begitu juga dengan Organisasi Gerakan Mahasiswa Togean (GMT) yang tentu saja memiliki AD/ART. Berikut merupakan rumusan pertama dari AD/ART GMT yang berhasil dirumuskan pada tanggal 25 November 2012.
AD-ART